Headlines
Loading...
FRN Counter Polri Banten Investigasi Galian Tanah Desa Kandawati Gunung Kaler, Ini Temuannya

FRN Counter Polri Banten Investigasi Galian Tanah Desa Kandawati Gunung Kaler, Ini Temuannya


TANGERANG, INFOTERBIT.COM - Tim DPW Fast Respon Nusantara (FRN) Counter Polri Banten melakukan investigasi terkait galian tanah yang beroperasi di Desa Kandawati, Kecamatan Gunung Kaler, Kab. Tangerang.


Dari investigasi yang dilakukan, ditemukan sejumlah fakta yang diduga kuat aktifitas galian tanah itu tidak memiliki izin alias ilegal.


Ketua DPW FRN Counter Polri Banten, Habibie ST menyatakan, galian tanah di Kandawati itu diduga tidak punya izin pertambangan dan melanggar Perda Provinsi Banten No. 3 tahun 2016 dan Pergub Provinsi Banten No. 47 tahun 2021.


"Tiga titik galian tanah di wilayah Pantura Tangerang sudah disegel Satpol PP Provinsi Banten karena tidak punya izin usaha pertambangan. Nah, ini di Desa Kandawati malah muncul aktifitas galian tanah baru," kata Habibie, Minggu 1 Oktober 2024.


Temuan kedua, kata Habibie, aktifitas truk pengangkut tanah di Desa Kandawati itu juga melanggar Peraturan Bupati Tangerang.


Dalam Perbub dijelaskan, jam operasionsl truk besar dari mulai pukul 22.00 Wib sampai pukul 05.00 Wib.


"Tapi kami menemukan fakta bahwa truk-truk tanah di Desa Kandawati beroperasi siang hari dan dampaknya mengganggu aktifitas warga di seputaran Jalan Raya Syekh Nawawi (Jalan Raya Kresek-Balaraja)," kata Habibie.


Temuan ketiga, diduga BBM jenis solar yang digunakan untuk operasional alat berat dibeli secara Ilegal. Dari penelusuran di lokasi, terdapat  6 tong besar untuk menampung BBM jenis solar yang diduga dibeli secara tidak resmi.


Menurut keterangan salah satu warga yang diwawancarai tim FRN, untuk kebutuhan solar belanja sendiri. "Kata warga itu, kadang ada yang antar pakai motor lalu di kumpulkan di tangki penampungan, sekali antar pakai motor itu biasanya 4 dirigen yang ukuran 35 liter," ungkap Habibie.


Temuan keempat, saat tim FRN melakukan investigasi, ditemukan fakta bahwa sawah-sawah di sekitar jalan masuk ke tanah galian itu kini kondisinya mengering dan tanahnya retak-retak kekurangan air. "Daun padinya juga coklat tertutup debu tanah. Kasihan para petani di sini," ujarnya.


Atas berbagai fakta dan temuan ini, pihaknya akan segera melayangkan laporan ke pihak berwajib.


Di sisi lain, seorang pengelola galian tanah saat dikonfirmasi melalui telepon enggan memberi keterangan apapun terkait aktifitas galian tanah ini. "Besok aja ya (Senin, red), saya lagi di luar tidak bisa ketemu," kata pria ini.


Namun, saat hari Senin ini kembali dikonfirmasi, dia berasalan sedang tidak kerja. "Saya lagi off, acara keluarga, tidak bisa diganggu," ungkapnya.


Tim


0 Comments: