HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Oknum Ketua RT di Kandawati yang Diduga Pungli Bansos Beras Bapanas Kembalikan Uang ke Warga


TANGERANG, INFOTERBIT.COM - Seorang oknum Ketua RT di Desa Kandawati Kec. Gunung Kaler Kab. Tangerang yang diduga melakukan pungutan liar (pungli) pengambilan bansos beras buru-buru mengembalikan yang ke warga yang di-pungli.

Diketahui, bansos beras itu berasal dari program yang disalurkan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dalam rangka mencegah inflasi dan dampak kekeringan yang sudah mulai melanda sejak beberapa waktu lalu. Penerimanya adalah masyarakat miskin dan kurang mampu.

Bantuan pangan yang disalurkan melalui Kantor Pos ini, penerimanya adalah mereka yang sudah terdata di Kementerian Sosial.

Cerita dugaan pungli itu berawal saat seorang warga bernama Sarinah dan putrinya Mailani, warga RT 009/03 Kp. Karang Jetak, Desa Kandawati, Kec. Gunung Kaler, Kab. Tangerang mengeluh saat akan mengambil beras program Badan pangan Nasional (Bapanas). Sebab, dia mengaku diping-pong saat hendak mengambil bantuan itu.

Saat mengadukan masalah ini ke InfoTerbit.com, Mailani mengatakan, sudah sejak beberapa bulan ini dia mendapatkan bansos beras bersama ibunya Sarinah sebanyak 10 Kg per bulan.

Pada pengambilan bulan ini (November, red), saat orang lain mendapat undangan barcode, dia dan ibunya tidak mendapat. Lalu, sang ibu mendatangi rumah Ketua RT setempat. "Kata Pak RT undangan barcodenya ada di rumah RW/Jaro di Cipaeh Gebang. Begitu sampe ke rumah Pak Jaro, katanya undangan ada di rumah Ketua RT," kata Mailani.

Usut punya usut, ternyata pihak-pihak terkait minta uang Rp10 ribu setiap kali bantuan beras itu turun. "Kami sudah tiga kali bantuan belum menyerahkan uang, jadi total yang harus kami serahkan Rp60 ribu untuk beras saya dengan ibu saya," kata Mailani.

Akhirnya, keluarga ini pun menyerahkan uang melalui Ketua RT setempat hingga undangan barcode itu diberikan untuk mengambil beras. "Karena adanya Rp50 ribu, saya cuma menyerahkannya lima puluh ribu saja," ungkapnya.

Mailani mengeluhkan adanya pungutan ini. Sebab dirasa memberatkan apalagi dengan kondisi ekonomi keluarganya. "Belum lagi, untuk ambil beras kadang-kadang kami harus menyewa ojek motor karena tidak punya motor sendiri. Makanya kalau ditambah pungutan ini, meski hanya Rp10 ribu, cukup memberatkan," katanya.

Saat diminta klarifikasi melalui pesan WhatsApp, Jaro Kandawati, Suki hanya menjawab singkat:

"Siaap..bang trims informasi nya.nnti saya cek dulu kelapangan."

Lalu begitu uang yang diduga pungli itu dikembalikan lagi, Jaro Suki mengatakan melalui pesan WhatsApp :

"Siaapp.bang soal nya sya tidak pernah meminta atau mengintruksikan ke RT / RW maka nya saya dapat informasi saya coba info ke RT terkait informasi tersebut....trims bang."

Sementara, oknum RT yang dituding melakukan pungli, kepada InfoTerbit.com melalui telepon WhatsApp membantah telah melakukan pungli. "Uang itu dilempar diberikan kepada saya, lalu saya ambil dan saya kembalikan. Saya tidak melakukan pungli," bantahnya.

Di sisi lain, Mailani kembali mengatakan bahwa uang Rp50 ribu yang sebelumnya telah diberikan kepada Ketua RT telag dikembalikan ke ibunya.

Seperti diketahui, bantuan beras yang merupakan program yang disalurkan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dalam rangka mencegah inflasi ini diharapkan membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Selain itu, membantu mengendalikan harga beras di pasaran yang saat ini melambung.

Ananta/TiMS

Posting Komentar