Headlines
Loading...
Asprindo Banten dan Mapuca Minta Pemerintah Serius Tangani Abrasi Pesisir Kronjo

Asprindo Banten dan Mapuca Minta Pemerintah Serius Tangani Abrasi Pesisir Kronjo


TANGERANG, INFOTERBIT.COM - Pemkab Tangerang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab. Tangerang diminta segera menyikapi secara serius kerusakan pesisir Kronjo akibat abrasi. 


Ketua Komunitas Mangrove Pulau Cangkir, H. Makhdis Adhari mengatakan, abrasi sudah sejak lama dikeluhkan oleh masyarakat. Sebab, akibat akibat terkikis ombak, luas daratan makin menyusut.


"Saya berharap, kerusakan pesisir Kronjo menjadi perhatian utama dalam penyelamatan lingkungan di wilayah Kronjo. Pemkab Tangerang melalui Dinas Lingkungan Hidup harus serius mengatasi kerusakan yang terjadi ini," tegasnya.


Terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo) Banten, H. Marjuki Syamsuri mengatakan, kerusakan pesisir Kronjo sudah seringkali menjadi isu pembahasan dalam forum-forum. Meski demikian sejauh ini belum ada tindakan kongkrit dari pihak terkait.


"Bahkan, Kementerian Lingkungan Hidup sudah beberapa kali melakukan survei ke lokasi, namun belum ada langkah lanjutan. Semoga masalah ini terselesaikan, sebab dampak yang lebih luas tidak saja terjadi kerusakan lingkungan, tapi berpengaruh pada perekonomian warga," kata pria yang akrab disapa H. TB Syam ini.


Dari pemantauan InfoTerbit.com dan Mapuca, abrasi di sepanjang pesisir Kronjo Kabupaten Tangerang makin meluas. Saat ini, abrasi bahkan telah mencapai 2 Km lebih. Hal ini, salah satunya disebabkan karena tidak adanya pengedaman (tembok penahan ombak).


Daratan yang tadinya menjadi pusat aktifitas warga, kini terendam air laut dan hanya menyisakan puing-puing bangunan. Hal ini seperti terlihat di kawasan Pesisir Pulau Cangkir Kronjo.


Bahkan, ratusan hektare tambak milik warga kini tak bisa digarap sehingga para petambak kehilangan mata pencaharian.


Hal ini seperti dialami Said, warga setempat. Sekitar dua tahun lalu, ia mengelola empat hektare tambak yang lahannya disewa dari masyarakat. "Selang setahun menggarap, kini tambak itu sudah tidak produktif lagi karena lokasinya sudah menjadi genangan air laut akibat abrasi," kata Said.


"Itu lihat, tambak yang saya kelola, cuma tersisa patok-patok bambu saja karena sudah terendam air laut," ujar Said saat mengajak InfoTerbit.com menyusuri pesisir Kronjo yang terkena abrasi.


Penggiat Lingkungan Hidup, H. Makhdis Adhari mengakui bahwa abrasi sudah sangat mengkhawatirkan. Ribuan bibit mangrove yang ditanam di sepanjang pesisir Kronjo pun ikut lenyap akibat datangnya banjir rob. 


"Maka solusi efektif harus segera dilakukan pengedaman untuk menahan ombak abrasi. Jika tidak, daratan yang tergerus air laut akan meluas," ujarnya. 


Jika sudah dilakukan pengedaman (tembok penahan ombak), maka penanaman bibit mangrove pun akan efektif dan tidak akan hilang tersapu ombak.


ANANTA/TiMS


0 Comments: