Headlines
Loading...

Karsinah, warga RT 04/02 Desa Cibetok yang bansos PKH-nya dikenai 'uang lelah'. (Foto Santang)

TANGERANG, INFOTERBIT.COM - LSM Gerakan Pemuda Banten Bersatu (GPBB) menyikapi cepat kasus pungutan dengan dalih 'uang lelah' yang menimpa Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH) di Desa Cibetok, Kec. Gunung Kaler, Kab. Tangerang.


Kabid Humas LSM GPBB Kabupaten Tangerang, Dedy mendesak agar kasus ini diusut tuntas. Untuk itu, pihaknya minta Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Tangerang segera turun untuk mengklarifikasi masalah ini.

"Dalih 'uang lelah' selalu menjadi tameng adanya pungutan terhadap KPM PKH. Jangan sampai, hal ini membuat warga penerima PKH dirugikan. Kasihan mereka sebab dana bantuan sosial itu sangat mereka butuhkan," jelas Dedy, Senin (2/11/2020).

Meski telah ada klarifikasi bahwa KPM PKH ikhlas memberikan 'uang lelah', nyatanya mereka mengeluhkan karena uang yang diserahkan nilainya ditetapkan yakni Rp65 ribu dan jumlah itu dianggap cukup besar.

Di sisi lain, kata Dedy, sesuai pedoman umum yang ada, kartu KKS PKH seharusnya tidak boleh dipindah-tangankan dan KPM mengambil sendiri ke BRILink. "Tapi nyatanya, masih ditemukan ada KPM yang kartu KKS-nya dipegang pihak lain dan oknum tertentu, hal ini harus diusut tuntas," ungkap Dedy.

Diberitakan sebelumnya, Ketua RT 04/02 Desa Cibetok, Kec. Gunung Kaler Tangerang, Masitoh mengakui telah menerima dana KPM PKH warganya, Karsinah. Dana yang diterima itu sebesar Rp65 ribu.

Hal ini disampaikan saat memberi klarifikasi kepada InfoTerbit.com, Minggu (1/11/2020) di rumah RT 04/02 Desa Cibetok Masitoh. Dalam pertemuan, Masitoh juga didampingi suaminya Ujen dan Pendamping PKH, Subiha.

"Ya, saya terima uang itu, wajar lah untuk uang lelah. Tapi tidak memotongnya. Uang itu diberikan secara ikhlas oleh Ibu Karsinah," kata Masitoh yang saat klarifikasi.

Sementara, tak berselang lama, suami Masitoh, Ujen juga memberi klarifikasi. Katanya, istrinya selaku Ketua Kelompok PKH di wikayahnya memang menerima dana itu. Tapi tidak memotongnya.

"Uang itu diberikan secara ikhlas oleh Ibu Karsinah," kata suami RT 04, Ujen, saat memberi klarifikasi melalui ponselnya ke InfoTerbit.com.

Beberapa kali, Ketua RT itu juga meminta maaf jika hal ini menimbulkan kegaduhan di masyarakat. "Ya pak, saya minta maap atas semua kesalahan, takut saya lancang, juga istri saya pak. Mewakili istri juga, kepada Ibu Karsinah, saya juga mohon maaf apabila keluarga saya khilaf," ujar suami Masitoh, Ujen.

Namun saat ditanya, apakah benar dari dana itu ada juga yang disetor ke Pendamping PKH sesuai pengakuan pihak KPM? Ujen itu tidak menjawab secara jelas.

Di sisi lain, Pendamping PKH Desa Cibetok, Subiha juga menyampaikan klarifikasi terkait masalah ini. Dia juga membantah memotong dana dari KPM.

"Saya sudah menjelaskan ini dengan menemui Ibu Karsinah dan Kades Cibetok, termasuk klarifikasi dengan Ketua RT 004," katanya.

Terkait kartu PKH Karsinah yang dipegang pihak lain saat pencairan, Biha mengatakan bahwa dirinya sudah mewanti-wanti agar KPM mengambil sendiri dananya melalui agen BRILink agar tidak terjadi hal-hal tak diinginkan.

Diketahui, Karsinah, KPM ini mengaku kena potongan saat menerima dana PKH. Saat ditemui di rumahnya, Kp. Kedaung, RT 04 RW 02 Desa Cibetok, Kamis (29/10/2020), dia mengatakan bahwa bulan ini, dana PKH-nya cair Rp375 ribu.

Tapi, dia hanya menerima dana Rp310 ribu saja, karena terkena potongan Rp65 ribu. "Iya, saya kena potongan besar sekali. Saya sih tidak apa-apa dipotong, tapi tolong motongnya jangan terlalu besar," katanya.

"Yang motong dana itu bilang, dana 65 ribu rupiah akan dibagi dua. Yang 15 ribu rupiah katanya untuk dia (oknum yang datang ke rumah, red), sedangkan yang 50 ribu rupiah akan diserahkan ke pihak lain yang mengurus," ujarnya.

Penulis/Editor: Ananta

0 Comments: